EWIL M. WOLOIN
KAMLAS
Selasa, 10 September 2024
Jumat, 09 Agustus 2024
Minggu, 30 Juni 2024
Selasa, 25 Juni 2024
Sabtu, 15 Juni 2024
Senin, 26 Februari 2024
Anemia Bisa Bikin Tumbuh Kembang Anak Terhambat
Anemia menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu diperhatikan masyarakat. Tidak hanya terjadi pada remaja dan orang dewasa, anemia juga bisa dialami oleh anak-anak.
Saat ini berdasarkan data dari Riskesdas 2018, Indonesia masih menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan prevalensi anemia tertinggi di Asia Tenggara. Setidaknya, 1 dari 3 anak berusia di bawah 5 tahun di Indonesia mengalami anemia.
Anemia yang disebabkan defisiensi Zat Besi pada anak dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak, dan 33% Bunda tidak mengerti makanan apa saja yang kaya Zat Besi. Padahal, pada masa 5 tahun pertama kehidupannya anak perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan nutrisi penting seperti Zat Besi untuk mendukung tubuh kembang optimal, baik dari segi fisik maupun kecerdasan kognitif atau otaknya.
“Perkembangan otak anak sangat tergantung pada asupan nutrisi yang dikonsumsi. Salah satu nutrisi penting yang harus terpenuhi pada masa 5 tahun pertama kehidupan anak untuk mendukung mengoptimalkan perkembangan otaknya adalah Zat Besi. Sebab, jika anak kekurangan asupan harian Zat Besi, maka bisa menyebabkan anemia defisiensi besi yang dapat menimbulkan dampak negatif permanen, terutama pada perkembangan kognitif atau otak anak," ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, dr. Ulul Albab, dalam keterangan, Minggu (18/2/2024).
Untuk pencegahan anemia defisiensi besi pada anak di bawah lima tahun, dapat dilakukan dengan memberikan asupan gizi seimbang yang banyak bersumber dari protein hewani yang kaya Zat Besi. Perlu ada kombinasi antara zat besi dan vitamin C untuk mendukung hal tersebut.
“Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi, seperti susu pertumbuhan yang tinggi Zat Besi dan dikombinasikan dengan Vitamin C," ujarnya.
Melihat masih pentingnya untuk terus meningkatkan edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat tentang pencegahan dan penanganan anemia yang tepat pada anak, Sarihusada sejak 70 tahun lalu hadir di Indonesia terus menjalankan berbagai inisiatif edukasi.
"Salah satu inisiatif yang dijalankan pada tahun 2024 ini yang juga diluncurkan dalam rangka peringatan World Anemia Awareness Day adalah dengan menghadirkan platform digital “Pusat Pencegahan Anemia Pada Anak”," ujar Corporate Communications Director Sarihusada, Arif Mujahidin.
Selain secara berkelanjutan terus menjalankan berbagai inisiatif edukasi, Sarihusada sebagai perusahaan yang memiliki komitmen membawa kesehatan melalui inovasi produk nutrisi ke sebanyak mungkin anak Indonesia, juga terus berkomitmen menyediakan produk bergizi yang dibuat khusus untuk membantu menjawab tantangan kebutuhan gizi pada anak.
Rabu, 26 Juli 2023
UMKM di Gunung Putri Belum Membaik Menurut Pengamatan Ewil M Woloin
Perekonomian UMKM di Gunung Putri Belum Membaik Setelah Pandemi Covid-19 Kemarin
Kecamatan Gunung Putri merupakan daerah industrial terbesar yang terdapat di kabupaten Bogor.
Mayoritas masyarakatnya bekerja di sektor industri, karena hal ini secara tidak langsung perekonomian masyarakat Gunung Putri sangat bergantung pada perusahaan-perusahaan industri setempat.
Pada saat dilanda pandemi, hal tersebut sangat berdampak buruk terhadap masyarakat Gunung Putri.
Pasalnya, banyak terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh perusahaan demi mempertahankan perusahaanya tetap berjalan dan menghemat pengeluaran biaya perusahaan.
Akibat hal tersebut banyak masyarakat yang tidak mendapatkan penghasilan sehingga mempengaruhi sektor perekonomian daerah Gunung Putri.
Daya beli masyarakat yang menurun akibat tidak adanya penghasilan yang masuk, membuat masyarakat lebih memilih untuk berhemat.
Hal ini juga berdampak buruk pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di daerah Gunung Putri.
Banyak dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami penurunan penghasilan, tapi di lain sisi terdapat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang harus sampai menutup usahanya akibat tidak ada pendapatan yang masuk.
Hal tersebut sebenarnya bukan akibat dari daya beli masyarakat yang rendah saja, melainkan banyak juga masyarakat yang mencoba untuk membuka usaha sendiri karena sudah tidak memiliki pekerjaan, dengan harapan setelah mereka membuka usaha sendiri dapat memiliki penghasilan kembali.
Namun nyatanya justru sebaliknya, akibat dari usaha- usaha mikro kecil yang semakin banyak hal ini menimbulkan persaingan dagang dan mengakibatkan pembeli semakin sepi.
Salah satu pengakuan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari warung Jagonya Ayam Bakar Bu Ella mengatakan. “Selama pandemi, kita sebagai UMKM tidak pernah mendapatkan bantuan sama sekali dari pemerintah, Jangankan bantuan UMKM, bantuan sembako untuk diri saya pribadi saja tidak dapat,” kata pemilik Warung Jagonya Ayam Bakar Bu Ella.
Di awal tahun 2023, memang benar kondisi perekonomian semakin membaik, omzet saya juga meningkat sekitar 60% setelah pandemi, namun bukan berarti usaha saya udah kembali normal.
Saya sendiri udah menjalankan usaha ini selama 7 tahun, Pendapatan sebelum pandemi saya masih lebih besar dari pada sekarang, kalo misalnya ada yang bilang keadaan ekonomi sudah normal sepertinya saya kurang setuju.
Dan UMKM teman-teman saya juga sama merasakan dengan saya karena kita kadang sering ngobrol bareng, contohnya sekarang saja bahan makanan untuk dagang saja naik seperti tomat dan cabai.”, ujar pemilik warung Jagonya Ayam Bakar Bu Ella.
Beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Gunung Putri memang mengaku selama pandemi Covid-19 memang mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan.
Namun ada juga yang tak sependapat karena sebenarnya dalam menjalankan usaha, keuntungan pendapatan tergantung dari pemilik usaha dalam mencari celah peluang keuntungan bisa dengan cara berinovasi yang menjadikan usahanya berbeda dari yang lain atau dengan startegi kreativitas penjualan sang pemilik.
Seperti yang di ucapkan Abyam salah satu pedagang pasar yang berada di kawasan Gunung Putri “ Dalam menjalankan usaha yang pasti bakal banyak rintangan ya, mulai dari dagangan sepi seperti pandemi kemarin terus ada aja pelanggan yang komplain.
Sebenernya mah balik lagi ya bisa dibilang pinter-pinter para pedagangnya aja lah cara ngejualnya, ya mau gimana lagi itu udh jadi resiko pedagang ga bisa nyalahin keadaan juga”.
Kecamatan Gunung Putri pada awal tahun 2023 sendiri sudah mencoba membantu meningkatkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), melalui gebyar UMKM dan pertunjukan seni hiburan masyarakat yang diselenggrakan di lapangan Koramil Gunung Putri di Desa Cicadas Kecamatan Gunung Putri kabupaten Bogor, Sabtu 28 Januari 2023.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar dikenal oleh masyarakat sebagai ajang promosi dan pendekatan terhadap pelaku usaha dan memberi dorongan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk merancang strategi yang tepat dalam berusaha di media online di era digital seperti sekarang ini.
Selain itu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu prioritas yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi sosial.
Namun sepertinya sosialisasi mengenai program gebyar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini masih kurang merata sebab masi banyak UMKM yang belum mengetahui mengenai program ini.
Beberapa UMKM pun ada yang merasa kurang di perhatikan oleh pemerintah karena tidak ada bantuan yang sampai kepada beberapa pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Gunung Putri.
Beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada saat pandemi ada yang tidak sanngup untuk survive dan mengharuskannya untuk gulung tikar karena mereka terpaksa untuk tidak menaikan harga jual produknya untuk mempertahankan konsumen mereka di lain sisi harga bahan untuk mereka berjualan kian menaik dan terjadinya penurunan konsumen.
Mereka pun merasa efek dari pandemi masi dapat di rasakan sampai sekarang ini terutama pada jumlah konsumen sebab jumlah konsumen yang datang belum kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda ke Indonesia.
Ditambah lagi kehawatiran para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2024 yang memasuki tahun politik.
Mereka takut akan adanya kenaikan bahan pokok akibat dari politik tersebut dan mereka berharap tidak ada bahan pokok yang naik secara signifikan, sebab hal tersebut dapat mempengaruhi finansial usaha mereka.
Langganan:
Postingan (Atom)